Minggu, 30 Juni 2013


Di Ujung Jari

Panah busur menghantam dinding ini
Dentumannya sangat terasa di sini
Meretakkan pondasi yang kuat ini
Dan runtuh hingga puing-puing terbesar ini

Bertahap untuk hancur

Berapa tahun sudah?
Ikatan temali yang terhubung
Di atas ikatan janji
Dia atas biduk yang berdermaga
Di atas jazirah

Semakin lapuk
Semakin rapuh
Dan semakin tak utuh
Dan kini runtuh

Adakah para darji di sini?
Menjahit setiap puing-puing ini
Tak ingin terlepas
Tapi tengah dan kian terlepas

Inikah akhirnya
Sedikit sudah jari-jari ini tak tergapai
Sedikit sudah tiba di gerbang pemisah
Di ujung akhir drama cinta kita
Sudah…

Hadirnya Dulu

Rindu menyertaiku
Masa lalu ingin ku tempuh lagi
Bersama dia, kawan kecilku
Laskar cintaku

Mata hati membuka rindu
Mata waktu membuka kenangan
Hanya termenung dan berdiam diri
Tuk saat ini di benak dalamku

Dewasa ini hampa kosong
Dia lari tak membawaku
Selingkuh kawan lain
Dan hanya
Iri yang menemaniku

Do’aku pada sang kuasa
Tuk mengobati kalbu demi masa
Wahai pencipta bangsa-bangsa
Abadikah apa yang kurasa

Tidak….
Itu jawaban harapku





Tanah Merah Putih

Part 1

Engkau pemilik darah kami
Engkau pemilik raga kami
Engkau pemilik segala dari kami
Tapi, kenapa kini kau bungkam
Tak berkutik..
Kau dengar jerit-jerit hiruk mereka
Kau lihat mata sebak mereka
Lihatlah..
Durja-durja para durjana di sana
Begitu bengis
Mereka mendayusmu, meludahimu, dan merenyukanmu
Tanahmu yang penuh dengan loh jinawi
Dirampas oleh para durjana
Tidakkah kau berapi...
Kami tak ingin mendaptkan durjasa dari mu

Bangun pemilik darah kami....
Mari kita berpancakara
Hinggi titik darah penghabisan


Part 2
Api berkobar tersenyum merona
Melalap sudah para hina angkara
Kini titik terang tersurat, sudah
Menyangkal sengsara penuh duka

Kami yang dulu
Tersungkur, tertindas,
Oleh orang-orang bingas
Sang penguasa perampas
Tak kami rasa, sudahs
Kini kami ogak-agik
Tak terbelenggu sudah dari kami
Kerawanan kami akan ini
Merasuk dalam kesederhanan kata di kemewahan makna
“Merdeka”











Cinta Itu Takdir

Permata putih jatuh di mata
Membelai kalbu merasuk jiwa
Tak da daya tuk tolak
Takdir cinta mengabadikan

Dalam rasa ingin berlabuh
Menuju dermaga indah nan permai
Hanya saja,
Akankah itu?
Ucap saja,
Inilah hidup!

Namun, bukan tanpa harap
Jauh dalam bayangan
Haluan sedih yang kian menyapa
Sirna dan lenyap
Hanya senang jua
Menemani serangkain hidup
Di sepanjang umur
Bersama cinta

Hanya saja,                                   
Inilah hidup!

Senin, 27 Mei 2013


Aku Butuh Lampu

Malam yang penuh kabut
Kabut semakin gelap
Gelap tiada arah
Arah untuk berpijak
Berpijak di atas tanah
Tanah tandus

Mana lampu?
Lampu penerangan
Penerangan jiwa
Jiwa yang masih tersesat
Tersesat tanpa arah

Arah?
Lagi-lagi arah
Mana arah?
Gelap, kabut, dan malam
Malam?
Malam butuh lampu!
Mana lampu?


Bukan?
Tidak lebih dari itu
Hanya cahaya
Mana cahaya?


Tercipta dari tulang rusuk Adam
Hidup dari tiupan roh suci
Sebagai adiratna di muka bumi ini
Bukan sebagai adisampah yang hanya diinjak
Memang, wanita untuk mengalah
Tapi tak untuk dijajah
Seakan-akan hanya sebagaibudak
Sesungguhnya tak ingin diperbudak

Wanita mampu mengangkat pedang
Wanita mampu mengatakan perang
Karena wanita mengenal emansipasi
Karena wanita mengasah ambisi
Bukan ambisi yang penuh kenistaan
Bukan ambisi yang tanpa paradigma
Ini ambisi untuk perlawanan
Ini ambisi demi penegakan

Salam wanita untuk penjajah
Jangan lihat dengan mata sebelah
Lihat dengan pandangan terarah
Dan jangan hanya terpanah
Kala wanita menarik busur panah

Ini Adalah Miskinku

Di bawah tirani Sang Adikara
Ini penuh injakan angkara
Hidup terasa kosong akan ogak-agik
Melolong kesana kemari
Seakan penindasan yang ada

Lelah mengguyur setiap sendi hidup ini
Tertatih-tatih seraya tak mampu menitih
Tubuh penuh lulang ini
Berselimut kulit tipis ini
Bahkan mulut enggan bersorak
Hanya merintih
Menahan asa yang terdamba
Menahan sakit yang merasuk

Kini hati semakin onyak-anyik
Terjebak dalam pilihan  yang murka
Ingat Dia atau ini?
Sungguh......
Ingat Dia atau ini

Aku semakin daif
Bak dzarah yang bertaburan
Dan terabaikan pasti
Aku butuh dekompresi jiwa
Hingga dapat menerima ini

Mana Sang Suryakanta Keadilan
Dengar aku......
Aku ingin kabur dari ini
Dari kondisi yang orang katakan
Miskin....